Rabu, 05 Februari 2014
Minggu, 15 Desember 2013
Samurai's Sword
Selasa, 20 Oktober 2009
TIPS MENGUASAI KANJI

Huruf kanji merupakan salah satu aspek yang sulit dalam mempelajari bahasa Jepang. Hal ini dirasakan bila kita tidak memiliki latar belakang budaya kanji. Walaupun memiliki budaya kanji pun seperti Korea, China, Taiwan kadang terasa sulit bila berhadapan dengan kanji Jepang.
Dengan melihat bentuknya mereka biasanya tahu apa arti kanji tersebut, bagaimana penulisannya, tetapi mereka terbentur pada cara membacanya. Walaupun bentuk kanji yang dipakai dalam bahasa Jepang sama dengan seperti kanji China atau Korea, tetapi cara membacanya sama sekali berbeda.
Itulah salah satu kesulitan mempelajari huruf kanji yang sering dialami oleh para pembelajar yang memiliki latar belakang kanji. Kalau kita ingin menguasai bahasa Jepang lebih mendalam, maka keterampilan baca tulis huruf kanji harus dikuasai. Tetapi kalau kita hanya ingin menguasai percakapan sederhana saja, penguasaan huruf kanji dapat dipelajari secara sepintas saja.
Untuk menguasai huruf kanji Jepang tidaklah begitu susah kalau kita sering berlatih menggunakannya. Berikut ini dasar-dasar mempelajari huruf kanji yaitu :
1. Bushu
Huruf kanji terbentuk dari beberapa garis atau coretan yang membentuk bagian-bagian kanji, lalu bagian-bagian tersebut pada akhirnya membentuk huruf kanji secara utuh. Bushu adalah istilah yang berkenaan dengan bagian-bagian yang ada pada sebuah huruf kanji yang dapat dijadikan suatu dasar untuk pengklasifikasian huruf kanji.
Hal ini akan memudahkan kita ketika mencari arti suatu kanji pada sebuah kamus. Karena biasanya kamus kanji selalu dilengkapi dengan daftar bushu untuk mempermudah cara pemakaiannya.
2. Kakusuu
Kakusuu adalah jumlah garis atau coretan yng membentuk huruf kanji, garis-garis atau coretan-coretan yang membentuk huruf kanji ini biasanya dihitung. Jumlah garis atau coretan yang membentuk kanji sangat beragam, ada kanji yang sederhana yang terbentuk dari garis atau coretan yang sedikit, namun ada juga kanji rumit yang memiliki jumlah garis atau coretan cukup banyak.
Untuk mengetahui jumlah garis atau coretan kanji pertama-tama kita harus mengetahui garis atau coretan yang sering dipakai dalam penulisan kanji. Kakusuu pun dapat dipakai untuk mencari arti kanji yang ada pada sebuah kamus kanji.
3. Hitsujun
Hitsujun adalah urutan penulisan garis-garis atau coretan pada saat menulis kanji. Penulisan huruf kanji ini harus berurutan dengan benar. Penulisan kanji dengan garis atau coretan tidak dilakukan secara sembarang tetapi ada tata caranya.Pertama-tama kita harus menulis coretan bagian atas dulu lalu bagian tengah dan yang terahir barulah menulis coretan bagian bawah.
Istilah hitsujun ini tidak saja berlaku bagi penulisan kanji saja tetapi juga berlaku bagi penulisa huruf hiragana dan katakana. Dalam prakteknya hitsujun ini akan sangat membantu untuk menghafal huruf kanji satu demi satu secara tepat.
4. Rikusho
Rikusho adalah bahasan tentang asal-usul sebuah kanji dilihat dari segi pembentukan serta pemakaiannya. Ada huruf kanji yang dibuat dengan cara meniru atau menggambarkan bentuk sebuah benda misalnya kanji yama “gunung, kanji kawa “sungai” dan lain sebagainya.
5. On’Yomi dan Kun’yomi
On’yomi adalah pembacaan kanji dengan cara meniru pengucapannya dalam bahasa China jaman dulu sedangkan kun’yomi adalah pembacaan kanji dengan cara menetapkan bahasa jepang sebagai cara membaca kanji. Di dalam kamus kanji biasanya on’yomi ditulis dengan huruf katakana, sedangkan kun’yomi ditulis dengan huruf hiragana.
Selasa, 13 Oktober 2009
MANYOUGANA
Man'yōgana (万葉仮名?) is an ancient writing system that employs Chinese characters to represent the Japanese language. The date of the earliest usage of this type of kana is not clear, but it was in use since at least the mid seventh century. The name "man'yōgana" is from the Man'yōshū, a Japanese poetry anthology from the Nara period written in man'yōgana.
Man'yōgana usually employ kanji for their phonetic value (借音 shakuon; "borrowed sound") rather than their meaning (借訓 shakkun; "borrowed meaning"). Several kanji can represent the same sound, the choice of which to use often being decided for stylistic reasons. For example, the Man'yōshū poem 17/4025 was written as follows:
Man'yōgana | 之乎路可良 | 多太古要久礼婆 | 波久比能海 | 安佐奈藝思多理 | 船梶母我毛 |
---|---|---|---|---|---|
Katakana | シヲヂカラ | タダコエクレバ | ハクヒノウミ | アサナギシタリ | フネカヂモガモ |
Modern | 志雄路から | ただ越え来れば | 羽咋の海 | 朝凪したり | 船梶もがも |
Romanized | Shiojikara | Tadakoekureba | Hakuhinoumi | Asanagishitari | Funekajimogamo |
The sounds mo (母, 毛) and shi (之, 思) are written with multiple characters. While all particles and most words are represented phonetically (多太 tada, 安佐 asa), the words umi (海) and funekaji (船梶) are rendered semantically.
In some cases, specific syllables in particular words are consistently represented by specific characters. This usage is known as Jōdai Tokushu Kanazukai. It has led historical linguists to conclude that certain sounds in Old Japanese, represented by differing sets of man'yōgana characters, may have merged since then.
Types
In man'yōgana, kanji map to sounds in a number of different ways, some of which were straightforward, others less so.
- Shakuon kana (借音仮名)
- based on Sino-Japanese on'yomi reading
- One character represents one mora:
- Used in whole: 以 (い), 呂 (ろ), 波 (は)
- Used in part: 安 (あ), 楽 (ら), 天 (て)
- One character represents two mora: 信 (しな), 覧 (らむ), 相 (さが)
- Shakkun kana (借訓仮名)
- based on native kun'yomi reading
- One character represents one mora:
- Used in whole: 女 (め), 毛 (け), 蚊 (か)
- Used in part: 石 (し), 跡 (と), 市 (ち)
- One character represents two morae: 蟻 (あり), 巻 (まく), 鴨 (かも)
- One character represents three morae: 慍 (いかり), 下 (おろし), 炊 (かしき)
- Two characters represent one mora: 嗚呼 (あ), 五十 (い), 可愛 (え), 二二 (し), 蜂音 (ぶ)
- Three characters represent two morae: 八十一 (くく), 神楽声 (ささ)
V | k | s | t | n | f | m | y | r | w | g | z | d | b | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
a | 阿安英足 | 可何加架香蚊迦 | 左佐沙作者柴紗草散 | 太多他丹駄田手立 | 那男奈南寧難七名魚菜 | 八方芳房半伴倍泊波婆破薄播幡羽早者速葉歯 | 万末馬麻摩磨満前真間鬼 | 也移夜楊耶野八矢屋 | 良浪郎楽羅等 | 和丸輪 | 我何賀 | 社射謝耶奢装蔵 | 陀太大嚢 | 伐婆磨魔 |
i1 | 伊怡以異已移射五 | 支伎岐企棄寸吉杵來 | 子之芝水四司詞斯志思信偲寺侍時歌詩師紫新旨指次此死事准磯為 | 知智陳千乳血茅 | 二人日仁爾迩尼耳柔丹荷似煮煎 | 比必卑賓日氷飯負嬪臂避臂匱 | 民彌美三水見視御 | 里理利梨隣入煎 | 位為謂井猪藍 | 伎祇芸岐儀蟻 | 自士仕司時尽慈耳餌児弐爾 | 遅治地恥尼泥 | 婢鼻弥 | |
i2 | 貴紀記奇寄忌幾木城 | 非悲斐火肥飛樋干乾彼被秘 | 未味尾微身実箕 | 疑宜義擬 | 備肥飛乾眉媚 | |||||||||
u | 宇羽于有卯烏得 | 久九口丘苦鳩来 | 寸須周酒州洲珠数酢栖渚 | 都豆通追川津 | 奴努怒農濃沼宿 | 不否布負部敷経歴 | 牟武無模務謀六 | 由喩遊湯 | 留流類 | 具遇隅求愚虞 | 受授殊儒 | 豆頭弩 | 夫扶府文柔歩部 | |
e1 | 衣依愛榎 | 祁家計係價結鶏 | 世西斉勢施背脊迫瀬 | 堤天帝底手代直 | 禰尼泥年根宿 | 平反返弁弊陛遍覇部辺重隔 | 売馬面女 | 曳延要遥叡兄江吉枝 | 礼列例烈連 | 廻恵面咲 | 下牙雅夏 | 是湍 | 代田泥庭伝殿而涅提弟 | 弁便別部 |
e2 | 気既毛飼消 | 閉倍陪拝戸経 | 梅米迷昧目眼海 | 義気宜礙削 | 倍毎 | |||||||||
o1 | 意憶於應 | 古姑枯故侯孤児粉 | 宗祖素蘇十 | 刀土斗度戸利速 | 努怒野 | 凡方抱朋倍保宝富百帆穂 | 毛畝蒙木問聞 | 用容欲夜 | 路漏 | 乎呼遠鳥怨越少小尾麻男緒雄 | 吾呉胡娯後籠児悟誤 | 俗 | 土度渡奴怒 | 煩菩番蕃 |
o2 | 己巨去居忌許虚興木 | 所則曾僧増憎衣背苑 | 止等登澄得騰十鳥常跡 | 乃能笑荷 | 方面忘母文茂記勿物望門喪裳藻 | 与余四世代吉 | 呂侶 | 其期碁語御馭凝 | 序叙賊存茹鋤 | 特藤騰等耐抒杼 |


KYUUJITAI
Kyūjitai, literally "old character forms" (Shinjitai: 旧字体; Kyūjitai: 舊字體), are the traditional forms of the Japanese kanji. Their simplified counterparts are shinjitai, "new character forms". The simplified characters arose centuries ago and were in everyday use in both China and Japan, but they were considered inelegant, even uncouth. After World War II, simplified characters were made official in both these countries. Prior to the promulgation of the Tōyō kanji list in 1947, kyūjitai were known as seiji (正字; meaning "proper/correct characters") or seijitai (正字體). Even after kyūjitai were officially marked for discontinuation with the promulgation of the Tōyō kanji list, they were used in print frequently into the 1950s due to logistical delays in changing over typesetting equipment. Kyūjitai continue in use to the present day because when the government adopted the simplified forms, it did not ban the traditional forms. Thus traditional forms are used when an author wishes to use traditional forms and the publisher consents.
Unlike in China, where all personal names are consistently simplified, kyūjitai are still tolerated in personal names in Japan (see List of the traditional kanji tolerated in names). Based upon this principle, the kyūjitai and shinjitai spellings of historical figures can be interchangeable in modern Japanese.
SHINJITAI
Shinjitai (in shinjitai: 新字体; in kyūjitai: 新字體; meaning "new character form") are the forms of kanji used in Japan since the promulgation of the Tōyō Kanji List in 1946. Some of the new forms found in shinjitai are also found in simplified Chinese, but shinjitai is generally not as extensive in the scope of its modification. Thus, modern Japanese kanji more closely resembles traditional Chinese characters. It should be mentioned that Japanese writing has undergone many other changes – a number of words are now normally written in hiragana only (e.g. simple words, particles) or katakana (e.g. onomatopoeia, loanwords, animals). Thus the overall number of kanji in use in modern Japanese is much smaller than in Chinese.
Shinjitai were created by reducing the number of strokes in kyūjitai (旧字体/舊字體, "old character form"), unsimplified Kanji equivalent to Traditional Chinese characters, also called 正字 seiji, meaning proper/correct characters through a process (similar to that of Simplified Chinese) of either replacing the tsukuri (旁, right-hand part of a Kanji) indicating the On reading with another character of the same On reading with fewer strokes, or replacing a complex component of a character with a simpler one.
There have been a few stages of simplifications made since the 1950s, but there have been no changes made since the promulgation of the Jōyō Kanji List in 1981.
aikido

Salah satu seni beladiri dari jepang yang halus gerakannya namun mematikan hasilnya. Dulu, seni ini dipelajari secara ekslusif. Yosh, yatte mimashou yo!!^_^ V
Karate

Kick shimashou!!
taekwondo
